dok. Pasar Pagi Tradisional/ist/jejakdm.com.
JEJAKDM.COM, SAMARINDA- Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Sapto Setyo Pramono menanggapi persoalan kondisi pasar pagi. Dimana Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda telah menetapkan beberapa titik relokasi Pedagang.
Diketahui, bahwa rencana revitalisasi Pasar Pagi menuai pro dan kontra. Terlebih dari pihak pedagang yang berjualan di pasar tersebut. Mereka mengkhawatirkan jika terjadi pembangunan akan mengganggu lokasi usaha dan mempengaruhi pendapatannya.
Anggota Komisi II DPRD Kaltinm Sapto Setyo Pramono, memberikan tanggapannya terkait revitalisasi pasar Samarinda tersebut. Menurutnya, jika berurusan dengan hal ekonomi, penataan ruang merupakan cara pandang yang mendukung pengunjung untuk lebih tertarik mendatangi pasar.
“Penataan inikan demi lingkungan yang lebih baik, Memang akan berdampak, dalam setahun atau dua tahun, tetapi setelah selesai kan balik lagi ke tempat awal,” tanggapannya Sapto Setyo, saat dikonfirmasi pada Senin (27/11/2023).
Politisi Fraksi Golkar itu mengungkapkan, bahwa Wali Kota Samarinda Andi Harun, sudah memberikan tempat pengganti atau relokasi sementara untuk digunakan sebagai lokasi perdagangan saat revitalisasi pasar pagi sedang berlangsung.
“Pasar pagi direlokasi dulu, dibangun secara benar dan tepat, kemudian diatur dan ditata lalu kemudian ketika sudah baik tinggal masuk,” tuturnya.
Sapto mencontohkan, Pasar Sanggam Adji Dilayas di Berau. Telah memiliki pembagian yang tertata, yakni ada pasar basah tradisional dan pasar kering.
Ia pun berharap, agar para pedagang di Pasar Pagi dapat memahami tujuan revitalisasi bangunan pasar tersebut.
“Inilah pemahaman yang harus diedukasi ke masyarakat, niat dari wali kota sangat baik, ingin membuat kota Samarinda jadi lebih baik dan tertata, tinggal bagaimana konsepnya untuk merelokasi pedagang yang ada di pasar pagi,” tutupnya.
[ADV/DPRD Kaltim.